Book Review : The Four Aggrements (3)


The third Agreement : Don’t make assumption

Kita memiliki kecenderungan untuk membuat asumsi sendiri. Kita berasumsi mengenai pendapat orang lain, dan semua hal yang mungkin terjadi. Kita meyakini apa yang kita asumsikan itu selalu benar. Tapi coba pikir deh, sangat jarang dari asumsi kita itu terbukti benar.

Gua sendiri punya kecenderungan buat berasumsi tentang apa yang bakal terjadi di masa depan. Gua dulu orang nya super panikan. Teman-teman sma gua pasti ingat gimana lebay dan panikannya Lestari. Ujung-ujungnya gua suka insecure sendiri setelah gua over thinking dan nyiptain segala macam drama di kepala gua. Terus kalo udah gak sanggup mikir, gua milih buat tidur deh wkwk
Di buku ini dijelasin kalau kita gak boleh buat asumsi apa pun. Bahkan buat asumsi yang bagus sekali pun, bukan cuma yang buruk aja. 

Contoh nya kita lagi jalan-jalan di suatu tempat  dan kita ketemu sama orang yang kita suka. Dia ngeliat kita dan senyum ke kita. Hanya karena satu kejadian ini kita bisa nyiptain drama di kepala kita. Kita bisa aja mikir, “ OMG, kayanya dia suka ke gua deh!” ( Gua dulu sering gitu wkwk). Trus kita mulai nyiptain dan ngebayangin tentang hubungan kita sama dia.

Contoh lainnya adalah ketika kita tidak setuju dengan perbuatan seseorang, kita lebih mencoba menyindir orang tersebut dari pada membicarakan secara langsung dengan orang tsb. Kita memendam perasaan kita, kita tidak berani mengutarakan nya dengan alasan, “ harusnya dia tahu hal tsb”.  Kita beranggapan bahwa orang lain harus nya tahu apa yang kita rasakan dan pikirkan. Selain itu, Mon maap ya buk, emang dia cenayang bisa tau isi hati lo? Kita juga sering bingung dengan perubahan perlakuan seseorang kepada kita,  bukannya bertanya kita malah membuat asumsi sendiri.

Membuat asumsi dalam segala aspek kehidupan adalah hal yang salah. Dengan menciptakan asumsi artinya kita membuat diri kita rentan terluka. Kita membayangkan sesuatu untuk terjadi, kita mengharapkan sesuatu dari orang lain. Dan karena asumsi lebih sering salah dari pada benar artinya kita akan lebih sering terluka.

Jadi gua membuat agreement ini dengan diri gua. Gua ngerasa kalau sekarang gua orang nya lebih santai dan tenang. Gua gk panikan lagi. Gua berani mengutarakan apa yang gua rasakan. Kalo ada sesuatu yang gk jelas buat gua, gua lebih milih nanya dari pada bikin asumsi sendiri. Dan gua lebih less baperan. Gua gk sering over thinking lagi. Then I feel my life become so much easier this way. 

Try it in your life too yaaa! 

Mega Love,

Lestari





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Another skill you must have, but nobody tells you

Book Review : The Four Agreements (2)

The Essence of Not Giving Up